
KONFRONTASI - Dewan Energi Nasional mendorong pemerintah fokus mengembangkan biofuel. Mengingat, Indonesia kaya akan sumber bahan bakar nabati.
"Biodisesel dari tumbuh-tumbuhan minyak jarak, singkong, bunga matahari. kita dicap sebagai arabnya biofuel oleh dunia, kalau bisa kelola, jika bisa semakmur Arab Saudi, jika harganya sudah bisa bersaing dengan minyak," kata Anggota Dewan Energi Nasional Rinaldi Dalimi kepada wartawan dalam diskusi Energi Kita yang digelar merdeka.com, RRI, IJTI, IKN, DML, dan sewatama di Jakarta, Minggu (29/11).
Rinaldi memuji langkah pemerintah dalam mengembangkan biofuel. Ini terlihat dari pemberian subsidi dan jaminan untuk produsen biofuel dalam negeri.
"Pemerintah kasih subsidi. pemerintah memberikan subsidi ke biodiesel bagus, sudah ada jaminan sampai B30. sekarang baru B15. produksi CPO kita mencukupi untuk B30, industri dalam negeri. jadi seharusnya enggak masalah, produsen untung dan pertamina enggak rugi ada subsidi. jadi langkah-langkah ini harus diterapkan di tempat lain juga," ujar Rinaldi.
Hal senada diungkapkan staf ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bidang Sinergi dan Pembiyaan Bambang Prijambodo. Pihaknya terus mendorong pembangunan energi baru terbarukan
"Cerminan policy nasional kita roadmap dari energi nasional. saat ini mengalami fluktuasi harga. dalam jangka panjang energi fosil akan berkuang dan digantikan energi terbarukan. harus ada strategi fluktuasi harga. mendorong membangun. akan menjadi konsenterasi kita. Dulu energi terbarukan jadi satu pilihan saat harga minyak tinggi." (Juft/Merdeka)