
Konfrontasi - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengupayakan agar penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang hingga November lalu baru mencapai 73,35 persen bisa lebih maksimal.
Penjabat Sekda Kabupaten Gunung Kidul Supartono di Gunung Kidul, Rabu (16/12), mengatakan pihaknya akan berusaha maksimal untuk penyerapan anggaran agar maksimal sampai akhir tahun 2015.
"Saat ini masih berjalan, dan kami sudah berusaha maksimal untuk meningkatkan penyerapan anggaran," kata Supartono.
Ia mengatakan upaya yang ditempuh pemkab dengan melakukan evalausi dan dorongan kepada Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD), agar bekerja lebih cepat karena tahun anggaran 2015 segera berakhir.
"Kami terus mendorong SKPD untuk maksimal dalam penyerapan anggaran," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Akutansi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Gunung Kidul Rr Noor Indra Triwulandari mengatakan masih minimnya serapan anggaran karena berbafai faktor di antaranya penerapan Undang-Undang No 23/2014 tentang Pemerintah Daerah, yang mengatur pengetatan dalam penyaluran bantuan sosial dan hibah.
Adapun serapan hingga akhir November 2015 baru mencapai 73,35 persen dari total anggaran sebesar Rp1.652.780.523.719,21. Dengan rincian serapan belanja langsung dan tidak langsung. Untuk belanja langsung sebesar Rp301.337.895.802,70 atau terserap 59,74 persen. Sedang untuk belanja tidak langsung capaiannya sebesar Rp911.016.283.900,80 atau terserap 79,33 persen.
"Kemungkinan karena ada pengetatan dana hibah, sehingga setiap SKPD jadi berhati-hati," katanya.
Namun demikian, dirinya tidak khawatir serapan anggaran belanja langsung masih minim. Hal itu berkaitan dengan pembangunan fisik. Jika sudah selesai maka serapan akan meningkat. Ia mengatakan, pihaknya optimistis serapan akan maksimal saat penutupan buku 28 Desember. "Kami optimistis, serapan APBD lebih dari 80 persen," katanya. (rol/ar)