
Konfrontasi - Manajer Liverpool, Juergen Klopp menilai tim nasional Inggris saat ini memiliki skuad yang sangat bagus dan bisa meraih juara Piala Eropa 2016. Namun dia menyatakan bahwa kesuksesan itu bisa diraih jika para pemain bisa mendapatkan libur musim dingin untuk beristirahat.
"Terlalu banyak pertandingan yang harus dilalui, itu yang pasti," ujarnya kepada program Football Focus yang ditayangkan BBC. "Anda seharusnya memiliki jeda musim dingin, terlalu banyak turnamen. Saya rasa semua orang tahu bahwa seperti ini bukanlah cara untuk meraih kesuksesan," ujarnya.
Liga Inggris adalah satu-satunya liga di Eropa yang tak memiliki jeda musim dingin. Disaat liga di negara lain meliburkan para pemainnya, para pemain di Liga Inggris harus tetap bermain, bahkan sehari setelah hari natal.
Hal ini menurut Klopp bukanlah hal yang baik. Meskipun memiliki pasukan yang mumpuni, dia menilai Manajer Inggris, Roy Hodgson memiliki tugas yang berat untuk membawa Inggris menjadi juara dunia. Alasannya praktis, para pemain timnas tak memiliki libur sepanjang tahun ini dengan mengikuti Piala Eropa.
"Semua orang berfikir bahwa Roy harus membawa anak-anak ini merebut gelar. Ya mereka memiliki pemain yang bagus, tetapi mereka tidak memiliki waktu libur sepanjang tahun. Sementara tim lain bisa berlibur. Bisa saja Inggris sukses, tetapi itu akan lebih sulit," ujarnya.
Pernyataan Klopp ini sebenarnya merupakan keluhan umum bagi para manajer di Liga Inggris. Mantan manajer tim nasional Inggris, Sven-Goran Eriksson, juga pernah mengeluhkan hal yang sama. Menurut dia, Inggris memiliki tantangan lebih besar untuk mencapai sukses di turnamen besar dibanding negara lain karena para pemainnya tak mendapatkan libur.
Menurut dia pemain Inggris yang merumput di luar negara Ratu Elizabeth itu memiliki kebugaran lebih baik ketika dipanggil tim nasional ketimbang para pemain yang bermain di dalam negeri.
"Owen Hargreaaves adalah pemain yang paling bugar saat tes sebelum Piala Dunia 2002 karena dia mendapatkan libur musim dingin yang panjang bersama Bayern Munchen," ujarnya saat itu.
"UEFA melakukan penelitian medis soal cedera di liga-liga besar eropa dan hasilnya pemain liga Inggris adalah pemain yang paling banyak cedera dibanding liga lainnya. Anda tidak belajar dari hal itu karena Liga Inggris ingin selalu menggelar pertandingan sehingga para penonton bisa terus menyaksikannya dimana saja," lanjut Erikson. (tmp/mg)