Quantcast
Channel: all
Viewing all articles
Browse latest Browse all 30344

Negara Arab Saudi, Tumor di Jantung Bangsa Arab?

$
0
0

KONFRONTASI -   Banyak pihak menganggap rezim Saudi sebagai tumor yang menggerogoti kaum Muslim dari Jeddah hingga Jakarta dan dari Riyadh hingga Rabat. Sejak kerajaan ini didirikan, Bani Saud telah memulai petualangannya selama dua abad dengan berbagai macam pembantaian dan pembunuhan muslim arab yang tak berdosa. Invansi Arab Saud atas Yaman dirancang untuk mempertahankan status quo dan menggagalkan aspirasi muslim Yaman untuk bergabung dalam perlawanan terhadap penjajah Zionis di Palestina.

Sejarah mencatat siapa pun yang tidak setuju dengan tampilan islam mereka, yang penuh dengan pembunuhan dan penganiayaan, permusuhan dan perkelahian, perampokan dan propaganda, dianggap kafir dan layak untuk dibantai dan dibunuh.

Bani Saud pernah terlibat pembunuhan ratusan warga Iran saat menjalankan manasik haji beberapa dekade yang lalu karena mereka menganggap orang-orang Iran pelaku “bid’ah”. Mereka juga menerjunkan anjing-anjing pemburu (ISIL dan Jabha Nusra) untuk membantai muslim Suriah dan Irak. Keberadaan dan Keberlangsungannya bergantung pada kemampuan mereka dalam membantai dan menghancurkan. Dan sekarang Bani Saud sedang mengerahkan militer mereka di Yaman untuk membantai warga muslim di sana.

Mari kita lihat perang ini, yang masih berlangsung hingga detik ini. Juru bicara militer Saudi memberitahu kami bahwa mereka memulai serangan militer udara di Yaman untuk mengembalikan Presiden “sah” Yaman, Abd Rabbu Mansour Hadi. Siapa itu Arab Saudi yang berbicara ‘sah’ dan tidak ‘sah’ persoalan politik negara tetangga? Apa itu yang membuat Mr. Hadi yang ‘sah’? Apakah ada pemilihan umum yang bebas dan adil di Yaman yang membawa Mr. Hadi ke istana presiden? Atau itu sekedar dukungan politik Saudi terhadap Hadi, yang memberinya legitimasi?.

Kerajaan Saudi telah menyeret sembilan negara lain dalam perang  yaman, kebanyakan mereka adalah rekan-rekan mereka di Gulf Cooperation Council (GCC). Mereka mencoba untuk membujuk dan mengkritik Turki dan Pakistan yang enggan terlibat dalam perang.

Sejauh ini, koalisi Saudi tidak berani menginjakkan kakinya di tanah Yaman. Mereka sudah malang-melingtang dilangit Yaman dengan pesawat-pesawat tempur terbaik dan bom-bom buatan AS. Membunuh warga sipil tak berdosa, membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal, menargetkan fasilitas-fasilitas umum seperti rumah sakit, klinik, sekolah, kampus, pasar, masjid, jembatan dan infrastruktur lainnya.

Bumi Yaman telah digenangi darah syuhada dan disesaki puing-puing bangunan. Apa kira-kira komentar Ibnu Taimiyah, Ibnu ‘Abd al-Wahhab, dan Ibnu Baz tentang ini? Apakah mereka akan berteriak Salman bin Abdul Aziz, Saud al-Faisal, dan Bandar bin Sultan, STOP peperangan pada rakyat miskin Yaman? Jawaban dari kubur mungkin bahwa ini adalah perang melawan Houthi kafir dan setan Syi’ah! Dan untuk itu kita katakan bahwa Zionis dan imperialis telah melakukan pekerjaan rumah mereka. Rasionalisasi Muslim membunuh Muslim hanya ditemukan dalam doktrin Wahabi-Salafi. Insting membunuh dan membantai umat islam hanya pola pikir wahabi. Oleh karena itu, tidak heran kalau Arab Saudi disebut sebagai instrumen Zionis dan imperialis.

Mari kita melepaskan diri dari jaring laba-laba akan kesalahan-kesalahan Saudi, dan coba kita lihat konflik yang diciptakan Saudi di Yaman. Rezim Saudi pengambil keputusan untuk memilih Amerika sebagai penasehat perang, bukan Allah (swt), padahal mereka mengklaim sedang melindungi haramain dari ancaman Yaman. Perancang aksi mereka adalah Israel dan bukan Islam. Tujuan pembantaian mereka adalah muslim bukan Zionis. Mereka keluar dari sentuhan muslim dan keluar dari sentuhan realitas keislaman. Oleh karena itu, mereka telah terbuai dan larut dalam perang panjang. Terisolasi dalam diri, hingga tidak bisa lagi membedakan mana musuh dan mana teman. Bagi mereka Islam Iran adalah musuh dan Zionis Israel adalah sekutu.

Sementara Iran memiliki tangan mereka pada denyut Islam. Mereka tahu bahwa Israel tidak pernah bisa dipercaya, apalagi menjadi sekutu. Iran berhasil mendapatkan tempat di hati rakyat Irak, Suriah, Lebanon, Palestina, dan Yaman, karena sikap mereka selama ini yang positif. Sementara Saudi dengan topeng “ke-sunni-an” nya berusaha mengelabuhi muslim dunia? Mereka mendekati beberapa Sunni melalui proses penyaringan dan doktrin-doktrin takfiri dengan segenggam dolar.

Mari kita lihat bagaimana Iran membuat kemajuan dan dominasi di negara-negara Arab. Lalu kenapa Arab Saudi tidak mampu membuat kemajuan dan dominasi Sunni di Iran? Jawabannya adalah jelas; Islam Iran menganggap baik Sunni dan Syi’ah sebagai Muslim. Sementara Arab Saudi menganggap Sunni dan Syi’ah sebagai ahlul bid’ah.

Jika semua Muslim non-Wahabi berada di luar batas Islam, dan jika Israel dan Amerika adalah Ahl al-Kitab maka kita memiliki penjelasan yang sangat baik mengapa Saudi membenarkan perang di Yaman, Irak, Suriah, dan di tempat lain. Tentu Anda juga akan memahami mengapa rezim monarki Saudi tidak bisa membentuk koalisi dalam sebuah operasi ‘Badai Tegas’ untuk melawan Israel yang menduduki wilayah Palestina. 

Saudi hanya sebagai pionir yang menjalankan agenda Zionis atau imperialis di timur tengah. mereka mengacak-acak Irak, Suriah, menyibukkan Hizbullah di Lebanon, menghantam Hamas di Gaza, mereka berhasil mengikat Mesir menjadi pelayan, mereka berada dibalik kehancuran Libya, dan sekarang mereka secara fisik dan secara terang-terangan mencoba mencabik-cabik Yaman.

Kami berpikir bahwa jika Saudi tidak menempuh cara politik dalam menyelesaikan konflik Yaman, maka mereka akan menggali lubang mereka sendiri di Yaman. Karena mesin penggerak pasukan sekutu adalah riyal-riyal Raja Saud. Mereka lebih peduli dengan selera mereka daripada dengan penaklukan. Mereka tidak memiliki prestasi militer apapun yang dapat dibanggakan.

Sejarah mencatat bahwa Yaman pernah menjadi Vietnam bagi Mesir. Pemerintah Mesir selama tahun 1960 mengirim sekitar 70.000 tentara ke Yaman, tetapi hanya 20.000 yang kembali dalam keadaan cacat. Yaman juga akan menjadi Vietnam bagi Arab Saudi. Dataran yang cocok untuk perang gerilya. Dan keunggulan teknologi tidak berperan penting dalam perang gerilya. Karena Fakta menunjukan bahwa Vietnam telah menjadi kuburan bagi pasukan dan peralatan perang canggih Amerika, demikian pula dengan Afghanistan yang telah membuat Soviet lumpuh.  (Juft/Arrahmah

Tags: 
Category: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 30344

Trending Articles