Quantcast
Channel: all
Viewing all articles
Browse latest Browse all 30344

Almarhum Seniman Hendra Gunawan Dinugerahi Bintang Budaya Paramadharma

$
0
0

KONFRONTASI - Nama seniman Hendra Gunawan -- yang di masa Orba dipenjara 13 tahun  karena aktivitasnya di Lekra -- kembali naik daun setelah Presiden Jokowi menganugerahi almarhum Bintang Budaya Paramadharma dalam rangka HUT ke-70 Kemerdekaan RI. Salah satu karya Hendra yang bisa dinikmati bebas oleh publik adalah patung Jenderal Sudirman.

Patung yang memiliki tinggi sekitar 4 meter -- termasuk pondasinya-- ini terletak di depan gedung DPRD DIY, Jalan Malioboro, Yogyakarta. Pose Sudirman karya Hendra ini berbeda dengan patung yang berdiri kokoh di Jakarta yang memberi hormat.  Hendra menciptakan patung Sudirman dengan tangan memegang dua sisi bagian depan jubahnya, seolah ingin merapatkan jubah ke tubuhnya. Tangan lainnya memegang tongkat.

Patung Hendra disebut-sebut menggambarkan Sudirman di usia menjelang akhir hayat. Penyakit TBC membuat tubuhnya kurus dengan tulang di wajah yang menonjol. Kondisi tubuh seperti inilah yang coba digambarkan Hendra,  yang menggambarkan Sudirman secara humanis. Sedang sisi heroik Sudirman tampak dari matanya yang tetap tajam penuh optimisme di tengah kondisi badan yang ringkih. Sudirman meninggal dunia pada 29 Januari 1950 di usia 34 tahun.

Hendra membangun patung yang terbuat dari batu andesit, batu dari kali yang biasa digunakan untuk membuat candi dan stupa di Jawa. Batu jenis ini keras dan cukup sulit digunakan untuk menciptakan patung yang sempurna dibanding bahan yang lain. Bahan patung ini berbeda dengan patung Sudirman di Jl Sudirman, Jakarta, yang terbuat dari perunggu 4 ton.

Di bagian depan sebelah bawah patung karya Hendra terdapat kutipan Jenderal Sudirman "Berjuanglah terus, korban tjukup banjak" yang ditulis dengan huruf tegak bersambung. Lalu di bawahnya tertulis "BAPAK SUDIRMAN, PAHLAWAN PANGLIMA BESAR".

Sedangkan di bagian belakang patung tertulis 10 XI 1950 hendra.  Artinya, patung itu dibuat di tahun yang sama dengan kematian sang jenderal. Terdapat tulisan lain di belakang patung, namun sayang tak lagi dapat dibaca karena tertutup semen.

Meski tampak gagah, patung ini tak dapat terlihat dari jalan atau bahkan trotoar Jalan Malioboro. Sebab bagian depan pagar gedung DPRD DIY penuh oleh deretan pedagang kaki lima.

Hendra lebih dikenal sebagai pelukis ekspresionis dengan kanvas besar. Sejumlah karyanya dikoleksi Ir Ciputra. Bahkan Pak Ci membangun gedung megah Ciputra World 1 di Jl Satrio, Jaksel, dengan nuansa seni yang kental, yang terinsipirasi dari kecintaan Pak Ci akan seni dan karya-karya Hendra Gunawan. Hendra juga dikenal sebagai penyair, pematung dan dikenal juga sebagai pejuang gerilya.

Pengalamannya saat turun ke medan perang memberi banyak inspirasi untuk melahirkan karya seni. Keberpihakannya pada rakyat membuat Hendra bergabung dalam Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra) dan akhirnya mengantarkannya masuk bui selama 13 tahun antara 1965-1978.

Hendra telah menghadap ke Illahi pada 17 Juli 2001 di Bali, di usia 83 tahun. Oleh pemerintah Jokowi, Hendra dianugerahi tanda kehormatan Bintang Jasa  berdasarkan Pasal 28 Ayat (3) UU Nomor 28/2009 pada 13 Agustus 2015. Berdasar UU itu, Hendra memenuhi tiga kriteria, yakni berjasa besar di sesuatu bidang atau peristiwa tertentu yang bermanfaat bagi keselamatan, kesejahteraan, dan kebesaran negara dan bangsa; pengabdian dan pengorbanannya di bidang sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan beberapa bidang lain yang bermanfaat bagi bangsa dan negara; serta darma bakti dan jasanya diakui secara luas di tingkat nasional. (Juft/Dtk)

Category: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 30344

Trending Articles