
KONFRONTASI - Sebanyak 6 anggota Kongres Amerika Serikat bertemu pimpinan MPR RI. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam itu, banyak hal dibahas. Di antaranya soal Islam dan demokrasi di Indonesia.
Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan menjelaskan, mengundang parlemen dari berbagai negara sahabat ke Indonesia merupakan salah satu program pokok MPR. Tujuannya, agar negara-negara lain tahu meskipun muslim di Indonesia mayoritas, tapi merupakan muslim yang moderat, universal, toleran, bisa melaksanan demokrasi dengan baik, menghormati apapun agama yang ada di Indonesia. Hal tersebut berbeda dengan apa yang terjadi di Timur Tengah.
"Ini lah yang perlu kita sampaikan pada sahabat-sahabat kita yang di luar (negara lain), negara maju, agar mereka paham mengenai Indonesia secara utuh. Mudah-mudahan dengan begitu kita saling menghargai dan kita bisa jadi model di berbagai belahan dunia lainnya," kata Zulkifli kepada wartawan usai pertemuan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (16/8).
Menurut Zulkifli, delegasi kongres AS mengapresiasi kondisi keharmonisan antar umat beragama di Indonesia. Termasuk juga demokrasi di Indonesia yang berkembang dengan baik kendati baru berumur 17 tahun.
"Saya jelaskan memang awal-awalnya kita surplus demokrasi, tapi sekarang alhamdulillah sudah boleh seimbang. Walaupun ada dua koalisi, tapi kepentingan nasional kita bisa bersama-sama," kata Zulkifli.
Enam delegasi kongres AS yang hadir yakni Ketua Dlegasi Vern Buchanan, David Price, Adrian Smith, Susan Davis, Dina Titus, dan Jim McDermott. Duta Besar AS untuk Indonesia, Robert Blake, juga turut dalam pertemuan tersebut.
"Kunjungan-kunjungan dari teman-teman luar neger penting, terutama parlemen-parlemen negara maju seperti Amerika, Eropa dan lainnya untuk datang kemarin melihat Indonesia agar tak salah persepsi mengenai Indonesia," demikian Zulkifli.[rm/ian]