Konfrontasi - Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menunda kunjungannya ke Tiongkok karena perkembangan keamanan dan kebutuhan menindaklanjuti upaya perubahan secara luas, kata pernyataan kantornya.
Abadi memutuskan menunda kunjungannya ke Tiongkok, yang dijadwalkan pada 19 Agustus, hingga pemberitahuan lebih lanjut, kata kantornya dalam pernyataan disiarkan pada Senin (18/8).
"Keputusan itu dibuat sebagai akibat dari perkembangan keamanan dan akibat dari gerakan membebaskan Anbar serta sektor lain, termasuk di Baiji, selain perubahan, yang akan diluncurkan Abadi, katanya.
Pasukan keamanan Irak berjuang mendapatkan kembali wilayah dari kelompok IS di Provinsi Anbar, barat Baghdad, dan di daerah Baiji di utara.
Abadi meluncurkan rencana reformasi pada 9 Agustus lalu bertujuan untuk membatasi korupsi dan merampingkan pemerintah dalam menanggapi beberapa minggu protes serta sebuah seruan untuk melakukan perubahan secara drastis di negara itu dari ulama terkemuka Syiah Irak Ayatollah Ali al-Sistani.
Pada langkah nyata pertama dari reformasi tersebut, kantor perdana menteri mengumumkan hari Minggu bahwa ia telah mencopot sepertiga dari pos kabinetnya.
Irak memiliki hubungan ekonomi berarti dengan Tiongkok, terutama di sektor minyak di mana hampir seluruhnya bergantung untuk pendapatan negara. (rol/ar)