
KONFRONTASI-Wartawan senior Derek Manangka dalam sebuah diskusi di Kawasan Menteng mengatakan selama ini kegiatan intelejen hanya selebritas dan tak menguntungkan negara, dia mencontohkan yang dilakukan oleh BIN selama ini hanya mementingkan selebrasi bukan subtansi dari kegiatan intelejen yang semestinya jauh dari riuh rendah pemberitaan tapi membawa hasil dan manfaat bagi negara.
Derek mencontohkan kegiatan intelejen negara di era Suharto, dikala Wapres dijabat Sultan Hamengku Bawono IX, untuk menakar dan mengetahui sejauh mana orang-orang yang dekat dan berada dibelakangnya Sultan, maka diselipkan berita duka meninggalnya Sultan melalui pemberitan Radio Republik Indonesia (RRI), dikediaman Sultan telah disebar intelejen, ternyata orang pertama yang melayat adalah Jendral M Yusuf, itulah sekedar contoh bagaiman kegiatan intelejen kala itu.
Lebih jauh Derek menceritakan kegiatan para intelejen yang beroperasi di Hongkong yang direkrut dari berbagai negara setelah Hongkong dikembalikan kepada Pemerintahan China, meereka tetap tinggal di sana dan menjual jasa yang terkait dengan pekerjaan dan keahliannya yakni terkait dengan dunia intelejen dan ternyata ada anak seorang jendral dari indonesia yang bergabung di sana, saat ini kegiatan mereka adalah menimport mobil mercy yang anti peluru. Pada kesempatan itu Derek juga menyoroti kegiatan intelejen yang dilakukan Singapura, Derek menjelaskan Singapura adalah Israelnya Asia Tenggara bila dilihat dari sudut kegiatan intelejen, Singapura termasuk negara yang mempunyai kegiatan intelejen yang cukup baik, sebagaimana Korea Selatan juga Taiwan sebab Singapura meresa terancam sebagai China ditengah kepungan bangsa Melayu, maka mereka perlu mengetahui secara cermat ancaman dari negara-negara sekitarnya. (WS/Kf)