
KONFRONTASI- Prof Tjipta Lesmana menyebut Wakil Presiden Jusuf Kalla mengancam akan mundur jika Presiden Joko Widodo tidak mengganti Menteri Koordinator Bidang Maritim Rizal Ramli. Para analis melihat, itu gaya ancaman model lama era SBY-JK dari JK selaku politisi gaek dan itu amat memalukan karena tipikal penguasa lama yang tak sanggup memasuki era baru, semangat baru dan Revolusi Mental yang baru. ''Malah bagus kalau JK mundur sebab JK tak ada parpol dan tak ada dukungan basis massa kecuali di Sulsel. Kalau benar ada ancaman atau tekanan yang kampungan itu, maka di mata publik, JK dinilai tidak patut jadi wapres di republik ini,'' kata seorang analis, Reninhard MSc. Banyak pihak tidak percaya JK mengancam demikian sebab itu jelas kampungan dan tidak layak, bahkan sangat memalukan dan nista.
"JK mengancam (ke Jokowi) kalau Pak Rizal ini tidak dipecat, dia mau bercerai (mundur)," ujar Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Tjipta di Jakarta, Sabtu (22/8/2015). ''Baguslah kalau mundur,'' kata seorang analis lainnya, Zulfikar dari the New Indonesia Foundation, semalam.
Informasi yang diungkap Tjipta tersebut belum mendapat konfirmasi dari pihak istana, baik Presiden atau Wakil Presiden.
Namun, Tjipta mengaku tidak heran jika memang informasi itu benar adanya.
Kalla, sebut Tjipta, pasti tidak nyaman dengan komentar-komentar yang dilontarkan Rizal. Tindakan Kalla pun, lanjut Tjipta, disebutnya sebagai aksi panik.
Di sisi lain, Tjipta mendukung penuh gaya komunikasi Rizal, meskipun mengundang kontroversi di tengah masyarakat.
"Pramono Anung saja kemarin, secara implisit mendukung manuver Rizal Ramli. PDI-P pun tenang-tenang saja tuh dengan komentar-komentar Pak Rizal. Jadi memang dia (Rizal) ini laik untuk kita dukung," ujar Tjipta.
Sehari setelah dilantik menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal langsung mengkritik Kementerian BUMN yang berencana membeli pesawat baru untuk perusahaan maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Menurut Rizal, pembelian pesawat baru belum perlu.
Setelah itu, Rizal lagi-lagi melontarkan pernyataan kontroversial. Ia mengatakan, target Pemerintah membangun pembangkit listrik 35.000 megawatt terlalu sulit dicapai. Dia menilai proyek yang dicanangkan Presiden Jokowi hingga 2019 itu tak masuk akal. Bahkan, ia menilai proyek itu adalah proyek ambisius Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Presiden menanggapi secara santai pernyataan Rizal. "Urusan saya urusan bekerja, menteri tugasnya mencari solusi dari setiap problem yang ada dari target dan kebutuhan yang sudah kita berikan," ujar Jokowi.
Tjipta Lesmana yakin pernyataan Rizal Ramli yang menjadi kontroversi beberapa waktu lalu, bukan yang terakhir.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) itu yakin akan ada lagi pernyataan-pernyataan serupa yang muncul ke depan.
"Saya yakin RR tidak akan tutup mulut. Dia itu sudah siap dipecat, pintar dia itu," ujar Tjipta di acara diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/8/2015).
Keyakinan Tjipta bukannya tanpa alasan. Dia mengenal betul karakter Rizal yang tidak bisa melihat hal yang dianggap tak tepat dan kerap mengumbarnya ke publik.
Tjipta pun tidak terkejut Rizal mendapatkan 'serangan' dari sejumlah pejabat pemerintah atas pernyataannya yang kontroversialnya itu.
Menurut Tjipta, pernyataan Rizal itu memang 'menyentil' banyak pihak yang terganggu kepentingannya.
(Fabian Januarius Kuwado/tribunnews)