
KONFRONTASI - Kalender sekarang masih bertuliskan September, namun para investor di pasar saham Amerika Serikat mulai mengharap adanya lonjakan harga di kuartal keempat, yang biasa disebut sebagai Santa Claus rally atau kebangkitan Sinterklas.
Oktober, November dan Desember umumnya menjadi bulan-bulan terkuat dalam satu tahun di pasar modal, itulah kenapa para pedagang saham menjulukinya dengan Santa Claus rally.
Sejarah memang menunjukkan demikian. Indeks S&P (Standard & Poor's) 500 naik lebih dari 4% dari oktober sampai Desember 2014, dan bahkan melonjak 10% pada kuartal keempat 2013, menurut analisis CNN Money.
Pada periode yang sama 2011, harga saham juga melonjak meskipun kondisi terlihat lesu karena krisis utang Eropa dan penurunan peringkat utang (credit rating) Amerika Serikat oleh Standard & Poor's.
Pada kuartal ketiga 2011, indeks S&P 500 anjlok 14% lalu melonjak 11% dan tertolong di kuartal keempat 2011 sehingga berakhir flat.
Kondisi sekarang sepertinya tak berbeda jauh. Tiga bulan terakhir cukup 'brutal' di mana Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing anjlok sekitar 9% di kuartal ketiga ini dan sudah berwarna merah untuk data sepanjang tahun berjalan.
Mereka juga dalam kondisi "koreksi" -- yaitu indeks turun lebih dari 10% dari nilai tertingginya yang terakhir. Ringkasnya, kuartal ketiga tahun ini merupakan kuartal terburuk dalam empat tahun terakhir.
Volatilitas terjadi karena keprihatinan atas melemahnya perekonomiam Tiongkok, dan anjloknya harga minyak dan komoditas lain. Skandal emisi Volkswagen juga menambah buruk keadaan.
Namun para investor ternyata tidak terlalu khawatir.
"Saya tidak dihantui oleh semua ini. Kita tidak akan tenggelam dalam kebuntuan ini selamanya. Uang jangka pendek mulai pergi, dan itu selalu bagus," kata Ted Parrish, pendiri dan kepala lembaga pialang saham Parrish Capital.
Parrish mengatakan para klien dia juga tidak panik, banyak dari mereka bahkan menelepon untuk menanyakan peluang yang bisa dibeli. Dan dia juga sudah mengambil keuntungan dengan membeli saham-saham yang menurutnya telah menjadi korban dengan tidak adil di kuartal ini.
Contohnya? General Electric (GE), Cummins (CMI), Whirlpool (WHR), Apple (AAPL, Tech30), Qualcomm (QCOM, Tech30), Diageo (DEO) dan Baidu (BIDU, Tech30).
Menurut prediksi Phil Orlando, kepala strategi pasar ekuitas Federated Investors, S&P 500 bisa melonjak hingga 15% dalam tiga bulan ke depan dan berakhir di atas 2.100 poin tahun ini.
Jadi, saatnya membeli menjelang Santa Claus rally? (Juft/Brt-1)