
KONFRONTASI- Aura profit taking kian terasa di perdagangan hari kedua di pekan ini. Pelaku pasar kembali melakukan aksi jual seiring respon negatif terhadap imbas pelemahan bursa saham AS dan Eropa. Kondisi tersebut dimanfaatkan pelaku pasar untuk memperbesar volume jual. Tren kenaikan pun terpatahkan dengan maraknya aksi jual tersebut. Dari pergerakan secara teknikal, setelah laju IHSG menyentuh lower bollinger band dalam pergerakan intraday-nya, laju IHSG mencoba bangkit hingga akhir sesi meski belum sampai melampaui penutupan sehari sebelumnya.
Selain imbas pelemahan bursa saham global, laju IHSG terlihat wait & see terhadap hasil rapat FOMC. Hampir mayoritas saham mengalami pelemahan terutama dari sektor properti, industri dasar, dan manufaktur. Sebelumnya kami sampaikan Meski sebagian pelaku pasar khawatir akan potensi pembalikan arah namun, tampaknya IHSG masih tetap bertahan dan berjuang untuk dapat berada di zona hijau.
Bahkan dengan kenaikan tersebut lagi-lagi IHSG meninggalkan utang gap 4666-4675. Kami ingatkan kembali sepanjang tren kenaikan ini belum terpatahkan maka laju IHSG masih berpotensi naik. Namun demikian, tetap cermati potensi pembalikan arah melemah jika sentimen yang ada kurang mendukung. Laju IHSG masih menyisakan utang gap di level 4616-4627 dan 4346-4381 masih menjadi halangan. Tetap cermati sentimen yang ada. Meski terjadi aksi beli investor asing dan penguatan tipis Rupiah namun, laju IHSG tetap mengalami pelemahan. Asing kembali nett buy (dari net sell Rp 15,59 triliun menjadi net buy Rp 157,87 miliar).
Penguatan pada sejumlah mata uang terhadap US$ membantu Rupiah dapat berbalik naik a.l USDJPY dan EURUSD. Padahal dari sisi sentimen di pasar, masih melemahnya sejumlah harga komoditas memberikan ruang bagi US$ bertahan menguat. Selain itu, pada sejumlah mata uang pun masih tercatat menguat a.l USDCNY, USDKRW, USDTHB, dan beberapa lainnya. Oleh karena itu, meski Rupiah menguat namun, hanya tipis karena kedua tarik menarik volume beli dan jual tersebut. Pergerakan laju Rupiah pun sejalan dengan perkiraan kami sebelumnya. Sebelumnya kami sampaikan Pergerakan laju Rupiah yang cenderung berbalik arah melemah sejalan dengan ekspektasi kami terhadap potensi pelemahan laju Rupiah jika tidak terdapat sentimen positif pada laju Rupiah. Dengan pembalikan arah melemah tersebut, membuat peluang pelemahan laju Rupiah dapat membesar. Meski demikian, tetap cermati sentimen yang akan muncul. Meski terjadi penguatan namun, masih cenderung terbatas yang menandakan masih adanya potensi pembalikan arah melemah jika sentimen yang ada kurang mendukung penguatan. Meski demikian, tetap cermati sentimen yang akan muncul. Laju Rupiah di atas target resisten 13.638. Rp 13.634-13.619 (kurs tengah BI).